APEL TROPIS INDONESIA *



Oleh: Teguh Suprijanto(ayah saya)

Buah apel telah lama dikenal sebagai sumber diet serat-seratan, dapat menurunkan kolesterol, mencegah penyakit kanker dan membantu pencernaan. Konon kabarnya karena apel yang jatuh dari pohonnya ISAAC NEWTON mendapatkan inspirasi dan pada akhirnya menemukan Hukum Gravitasi yang sangat terkenal itu. Apel (Malus sylvestris) yang dikenal sekarang ialah hibrida yang berasal dari apel liar Malus pumila termasuk dalam divisi Spermatophyta, kelas dikotil, dan keluarga Rosaceae. Menurut The World Book Encyclopedia apel sudah menjadi buah favorit sejak berabad-abad lalu. Para arkeolog yang menyelidiki bekas-bekas reruntuhan sebuah desa di Eropa pada jaman batu menemukan bukti bahwa waktu itu apel sudah dikonsumsi orang. Penemuan fosil apel di sebuah danau purba di Swiss sering dijadikan patokan, apel sudah dikenal sejak berabad-abad lalu. Demikian juga dengan tentara-tentara Romawi. Berkat invasi Romawi ke berbagai Negara, tanaman apel bisa tersebar keseluruh penjuru Eropa. Dari Eropa apel masuk ke Amerika di bawa oleh para kolonis.
Ada dugaan apel pertama kali di tanam disebelah selatan Kaukasus. Perkiraan itu muncul lantaran dihutan-hutan purba di daerah itu ditemukan pohon apel liar yang tumbuh dalam jumlah banyak. Dari situ pohon ini kemudian menyebar melewati laut Kaspia ke Eropa. Bekas buahnya memfosil ditemukan didasar sebuah danau di Swiss. Pohon itu selanjutnya menyebar ke daratan Asia Timur Raya setelah tentara Jenghis Khan menyerbu Eropa.
Varietas yang dikembangkan di Indonesia umumnya didatangkan dari Eropa dan Australia melalui China pada tahun 1900-an. Di Indonesia tempat yang terbukti cocok ialah Batu, Ponco Kusumo (Malang) dan Nongko Jajar (Pasuruan). Dulu juga pernah berkembang di daerah NTT (sekitar Soe), tapi karena serangan penyakit akhirnya tanaman apel disana tidak berkembang. Di Batu apel-apel tersebut di bawa dan ditanam orang di pekarangan rumah pada jaman penjajahan Belanda. Waktu itu hanya sedikit orang yang menanamnya. Setelah tahun 1960-an barulah pohon buah ini memasyarakat. Sekarang daerah Batu, Nongko Jajar, dan Ponco Kusumo merupakan sentra apel tropis terbesar di Indonesia.
Bila di daerah asalnya yang beriklim Subtropis apel hanya dapat dipanen sekali dalam setahun, di Indonesia bisa dua kali, bahkan sepanjang tahun. Penyebabnya karena di Negara beriklim dingin daun-daun apel berguguran di musim gugur dan “tidur” / dorman pada musim dingin (winter season), sehingga praktis selama musim dingin pohon-pohon apel tersebut tidak berbuah. Ini sebenarnya kejadian alam yang diperlukan untuk mematahkan masa dormansi. Di Indonesia, yang tidak memiliki musim gugur,masa dormansi dipecahkan dengan teknik perompesan. Daun-daun tanaman apel dibuang sampai gundul, mirip dengan kondisi tanaman saat musim gugur di Negara empat musim/subtropics. Teknik perompesan ini karena kreativitas dan eksplorasi petani-petani kita, khususnya petani-petani apel Batu, Nongko Jajar, dan Ponco Kusumo yang merupakan pioneer-pioner teknik budidaya tanaman apel di Indonesia. Meskipun Jumlah kultivar apel lebih dari 2000, tapi yang paling terkenal hanya sedikit. Beberapa varietas yang dapat dijumpai di batu, Nongko Jajar, maupun Ponco Kusumo, antara lain manalagi, rome beauty, jonathan (anna), wangling, princess noble, mc.intoch, dan fuji. Yang terkenal sebagai apel Malang adalah ROME BEAUTY & MANALAGI. Kedua apel inilah yang paling baik untuk dikonsumsi sebagai buah segar dan olahan sebagai sumber “diet” yang menyehatkan, dan bukanlah apel impor yang umumnya sudah “over ripe” dan tinggal ampasnya saja.
Ada istilah “an apple a day keeps the doctor away”, paling tidak ada sepuluh manfaat memakan buah apel setiap hari, antara lain:
1. Apel rasanya enak, “energy boosting” (dapat menambah energy) dan bebas lemak.
2. Sebutir apel ukuran sedang mengandung 60 – 100 kalori, tidak mengandung lemak maupun sodium.
3. Kandungan serat, zat pectin, antioxidants dan senyawa-senyawa lain dapat menurunkan LDL kolesterol negative dan membantu meningkatkan LDL kolesterol positive, serta membantu pencernaan.
4. Zat flavanoids dan phytochemical di dalam apel dapat mencegah kanker paru-paru, serta mencegah serangan asthma.
5. Apel mengandung zat boron, suatu zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk memelihara kerapatan tulang (mencegah tulang keropos/osteoporosis) dan mencegah sakit jantung.
6. Zat tannin dalam apel mencegah gigi busuk/keropos, penyakit gusi dan infeksi saluran kencing.
7. Makan apel sebutir setiap hari akan mencegah serangan stroke. Ini disebabkan karena kandungan potassium di dalam apel cukup tinggi, sangat penting untuk mengatur tekanan darah (mencegah darah tinggi).
8. Vitamin dan antioxidants di dalam apel dapat mencegah kepikunan (penyakit pikun).
9. Zat quercetin (flavanoid) dapat mencegah penyakit kanker lebih baik dibandingkan dengan yang dilakukan vitamin C. Zat tersebut juga sangat baik untuk kulit tubuh kita.
10. Apel merupakan sumber utama “folic acid” (vitamin B complex) yang dapat mencegah bayi cacat pada waktu kelahiran.
Sayang potensi yang besar itu sangat kurang diperhatikan oleh kita, terutama departemen teknis yang terkait dan pemda/pemkot yang mempunyai wilayah apel tropis. Usaha pengembangan apel tropis kita ini nampaknya perlu lebih serius lagi ke depannya.




* take from any source & private doc
0 Responses